Selasa, 21 Agustus 2012

YOU ARE DEAR TO HIM

He wants YOU! 
He wants you OFTEN to come and talk heart to heart with Him, freely and spontaneously …

Your secrets, plans, ambitions,
Your surprises, joys, successes,
Your needs, doubts, worries,
Your burdens, faults and sorrows -
All are of keenest interest to His Sympathetic Heart!

Shut out the things around you and BE ALONE with Him for a little while each day. 

Look at HIM with the eyes of faith. 
Touch HIM as did the sick of Galilee. 
Listen to HIM, for His Grace speaks to you in the depths of your soul.
You will notice the benefit this contact with JESUS will bring into your life.

PUT YOURSELF OUT TO VISIT HIM!

It is worth a little inconvenience ~ YES, the greatest inconvenience. 

Our dear Lord is never outdone in generosity.
Your life will be happier and more abundantly blessed with the graces He will bestow upon you.

thank you for sharing it, haira! You are also dear to me...

Senin, 20 Agustus 2012

10 PELAJARAN UNTUK MEMBENTUK KELUARGA BAHAGIA Oleh P. Yos'Ivo OfmCap

Sharing from my friend Chichi... Salam..


Para sahabatku terkasih, saya pernah memberi 10 percik bijak dalam hidup perkawinan, kali ini saya memberi 10 “pelajaran” untuk membentuk keluarga bahagia. Kedua permenungan ini kurang lebih sama muatan dan juga sama tujuannya yakni keluarga yang kokoh karena adanya komitmen yang dilandasi kasih Allah. Ini berlaku bagi yang akan dan sudah menikah.


1. Belajarlah untuk mengerti

Banyak orang mengatakan, “Saya sudah mengerti dirimu karena kita sudah bersahabat sekian tahun.” Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena untuk mengerti itu tidak pernah diukur oleh waktu. Muatan terdalam dari pengertian ialah penerimaan segala kekurangan dan kelebihan pasangan. Kalau kamu belum mampu menerima dia apa adanya berarti anda mengerti siapa dirinya. Mengerti berarti juga membiarkan pasanganmu menjadi dirinya sendiri dan jangan pernah memaksa seperti dirimu.


2. Belajar untuk bertanya
Tahukah anda inti terdalam dari muatan “bertanya?” Itu bukan terutama karena anda tidak mengerti suatu hal namun terutama anda mau bersapa dengan dia. Berbicara dengan pasanganmu. Banyak pasangan miskin dalam hal ini. Mereka berbicara hanya karena ada masalah. Kalau tidak ada masalah kamu berdua berdiam rasa dan pikiran. Kalau anda rajin bertanya, dia yang kamu tanya pasti merasa “berharga” karena dengan bertanya berarti anda menempatk dia sebagai orang yang mampu memberi jawaban. Ini juga mengajak anda untuk terbuka satu sama lain.

3. Belajarlah memaknai hakekat cinta dan kasih perkawinan 
Saya pernah mengatakan jangan pernah katakan cukup untuk cinta karena kamu dipanggil bukan untuk menambah yang satu menjadi dua tetapi sebaliknya membuat yang dua menjadi satu. Untuk menjadi satu dengan yang kamu cintai atau sempurna dalam bahtera keluarga perjuanganmu tidak akan pernah berakhir bahkan selama hayat di kandung badan. “Karena itu mereka bukan lagi dua tetapi satu. Apa yang telah dipersatukan oleh Allah janganlah diceraikan oleh manusia” (Mateus 19:6).


Jangan juga pernah katakan kasih terlalu banyak karena kamu dipanggil bukan untuk menambal sulam tetapi merajut dan mengikat. Saat merajut dan mengikat kadang kamu sedih-senang, suka-duka, senyum-tertawa, dan jatuh- bangun. Untuk mewujudkan kasih itu memang kesabaranmu diuji, kemurahan hatimu ditantang, dan kelemahlembutanmu dimurnikan. “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak kasar, tidak memaksa orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri dst” (1 Korintus 13:4-5).


4. Belajarlah untuk mengalah
Kita sering mendengar kekerasan tidak akan mampu mengalahkan kelemahlembutan. Terbukti batu yang keras akan hancur dengan tetesan air dan api yang membara juga akhirnya tunduk dengan kuasa air. Sering terjadi masalah makin berat karena kedua belah pihak tidak mau untuk mengalah. Dua-dua keras kepala. Ingatah kalau satu mengalah dan diam pertengkaran dan permasalahan akirnya akan reda. Hindarilah berbalas pantun membabi buta. Memang butuh kesabaran dalam hal ini.

5. Belajarlah untuk rendah hati
Jangan pernah merasa diri tahu segalanya sehingga tidak membutuhkan nasehat, bantuan, ide dari pasanganmu sehingga kamu tidak menghargai dia yang telah menjadi partnermu.

6. Belajarlah untuk menghargai 

Hargailah hasil usaha dan pekerjaan pasanganmu walau itu sederhana. Ketika anda memberi pujian atas masakan, misalnya, kamu memberi pujian untuk dirinya dan lain waktu dia akan semangat membuat yang terbaik. Sertakan pasanganmu dalam setiap proyek hidup keluarga anda.


7. Belajarlah untuk menyapa
Satu senjata ampuh untuk menciptakan kehangatan dalam keluarga ialah taburilah rumahmu dengan sapaan. Sapaan ini kesannya sepele namun sangat bermakna. Rasa capek, bosan, ketegangan akan terusir dengan sikap ini. Janganlah pelit dengan sapaan.

8. Belajarlah untuk selalu senyum
Senyum membuka dan menutup hari adalah symbol betapa damai dan sejuknya hatimu. Kalau kamu senyum kepada orang lain berarti kamu ingin berbagi suasana hatimu yang damai itu kepada dia. Dan ingatlah senyum tulus dan ikhas itu juga akan mampu memberikan suasana sejuk dan damai untuknya.

9. Belajarlah untuk meminta maaf dan memaafkan
Maaf dan memaafkan adalah sikap luhur yang memberi ruang untuk perdamaian. Tidak ada keluarga sempurna dan tidak ada juga manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Ikutilah suara hatimu yang mengajakmu untuk meminta maaf. Kalau kamu meminta maaf berarti kamu menyadari kesalahan dan dengan itu kamu mau belajar. Belajarlah juga untuk memaafkan sebab dengan itu kamu mengedepankan perdamaian dan dan menerima maafnya, dengan ini kamu berdua sepakat meninggalkan rasa sakit hati dan menyongsong hari esok dengan penuh kasih.

10. Belajarlah berpikir positif
Jangan terlalu suka dan gampang menuduh tanpa alasan atau hanya karena mendengar saja. Pakailah sikap bertanya dengan lembut bila ada yang mengganjal dalam hatimu.

Penutup
Perkawinan yang diberkati dalam Gereja adalah momen sejarah yang baru bagi pasangan karena mereka mengikrarkan janji suci di depan Altar Tuhan di hadapan pejabat Gereja, saksi dan umat beriman. Namun itu tidaklah menjamin bahwa suatu perkawinan akan lepas dari masalah. Kebahagiaan juga tidak otomatis menjadi milik mereka. Suami dan isteri masih harus tetap belajar dan belajar, khususnya belajar 10 poin di atas. Dalam keluarga perlu tetap ada dialog dan komunikasi yang berdasarkan pikiran positif, kelemahlembutan dan kerendahan hati. Perjalanan suatu bahtera perkawinan akan kuat, teguh dan langggeng kalau kedua belah pihak tetap mengedepankan “demi keluarga baik, utuh dan bahagia dan bukan demi egoku dan egomu".

Kamis, 02 Agustus 2012

Maaf


            Perkataan sakti! Maaf! Adalah satu kata yg bisa menimbulkan mujizat, tetapi juga perkataan yg paling sukar diucapkan di dunia ini! Walaupun sebenarnya hanya satu kata saja, tetapi kenapa sangat sukar sekali diucapkan.
Saya pernah membaca satu surat dimana seseorang menyatakan: " Walaupun bagaimana salahnya saya sekalipun juga, tetapi untuk memohon maaf rasanya ini tidak mungkin!" Satu pernyataan yg sangat disayangkan sekali. Yg membuat orang tidak mungkin untuk memohon maaf pada umumnya, karena gengsi dan karena kesombongan yg berada di dlm diri kita. Umpamanya karena saya memiliki jabatan yg jauh lebih tinggi, atau karena saya merasa lebih kaya, atau lebih pinter maupun lebih tua! Kita tidak perlu melihat jauh2, berapa banyak suami yg merasa jadi boss di rumahnya, sehingga merasa sungkan untuk minta maaf kepada istrinya. Tetapi apakah Anda tahu melalui satu perkataan ini, bisa menghilangkan permusuhan maupun rasa dendam, kita bisa menjalin kembali hubungan yg telah retak, kita bisa mendapatkan seorang sobat lagi. Kita bisa menjalin damai dan kasih kembali.
Menurut seorang Dr jiwa, kalau kita tidak bisa saling memaafkan, kita akan lebih cepat stres dan depresif, bahkan bisa merusak kesehatan kita. Problem utama kenapa orang sukar untuk mengucapan permohonan maaf, karena mereka merasa dirinya di pihak yg benar dgn alasan: "Kenapa aku yg harus minta maaf terlebih dahulu, dialah yg bersalah, maka dari itu wajarlah kalau dia yg dtg terlebih dahulu untuk minta maaf, bukannya aku!" Tetapi bagaimana kalau kedua belah pihak merasa dipihak yg benar? Hingga kapan Anda mau menunggu? Anehnya banyak orang bersedia memberikan hadiah yg mahal2, tetapi untuk memberikan ataupun meminta maaf, rasanya sukar sekali. Sebagai contoh pemerintah Jepang maupun Belanda mereka bersedia memberikan bantuan pampasan perang bernilai jutaan $, tetapi untuk minta maaf Kaiser atau Ratunya , nanti dulu Bung! Presiden Jerman baru pada bln yg lampau setelah 45 tahun menunggu untuk mengucapkan dan memohon maaf kepada bangsa Israel, walaupun kesalahannya sudah jelas dimana mereka membunuh 6,5 juta orang Yahudi.
Kebalikannya banyak orang yg mengaku Kristen tetapi tidak mau memberi maaf, karena belum apa2 pikirannya telah dikotori oleh praduga yg belum tentu benar: " Percumalah lho maafin dia juga, karena toh esok harinya ia akan melakukan hal yg sama!" Walaupun sudah jelas tercantum di dlm Alkitab Mat 18:21-22 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Apabila kita berada dlm keadaan marah sehingga sukar untuk minta maaf maupun memaafkan bacalah nasehat dari Rasul Paulus Eph. 4: 26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Keputusan ada ditangan Anda, apakah mau hidup dlm stres terus menerus, ataukah bersedia mengucapkan hanya satu kata saja:
"Maaf!" Perkataan ini sama seperti jampi atau ucapan sakti untuk mendapatkan kasih sayang maupun kebahagiaan, tidak percaya buktikanlah! Setuju. Kalau kita salah, entah sama istri, anak, teman, atau siapa pun, justru dengan minta maaf hati yang semula panas-gelisah menjadi lega. Tapi di sisi lain juga perlu diingat, minta maaf jangan diobral, dikit-dikit minta maaf, padahal kesalahannya tidak jelas. Yang beginian sih namanya minta maaf gombal alias basa-basi pemanis mulut (supaya kelihatan sopan atau rohani) dan malah berpotensi bikin jengkel orang lain. Ada lagi satu kelompok orang yang minta maafnya borongan, kesalahan setahun ditumpuk jadi satu lalu pada hari H dimintakan maaf lahir batin tanpa menyebut salahnya apa. Konyol kan? Dan yang bagi saya paling menggelikan adalah kalimat, "Mohon maaf atas segala kesalahan baik yang DISENGAJA maupun tidak disengaja." Kalau menurut saya sih yang namanya kesalahan yang disengaja, harus dimintakan maaf secara EKSPLISIT wong namanya juga dilakukan dengan sengaja. Kalau yang tidak disengaja, apalagi yang tidak disadari, tentu saja bolehlah dimintakan maaf secara borongan seperti itu. Tapi sebaiknya yang tidak disengaja pun asalkan kemudian disadari sebaiknya dimintakan maaf juga secara eksplisit, jangan secara borongan.
Forgive & forget. When you bury a mad dog, don't leave his tail above the ground! Mungkin perlu juga "ask forgiveness & forget", habis minta maaf lupakan, jangan merasa bangga atau merasa cukup rendah hati setelah minta maaf. Soalnya ada lho orang yang setelah minta maaf lalu cerita ke mana-mana bagaimana ia telah meminta maaf supaya kelihatan rendah hati, rohani, dsb seolah-olah itu menjadi kompensasi bagi harga dirinya yang sempat turun dikit gara-gara minta maaf. Pernah ketemu yang seperti itu? :-)
Maranatha, Mang Ucup yg sudah terlalu sering minta maaf!
EMail: mangucup@mangucup.com   Homepage: www.mangucup.com

Ramalan Cuaca


            Seorang pelayan restoran secara gembira melayani para tamu pengunjung restoran tersebut. Ia pun akan selalu dengan penuh sopan menjawabi semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
'Bagaimana ramalan cuaca untuk hari esok?' Tanya seorang bapa pengunjung restoran itu.
'Oh,  Aku yakin pasti cuaca yang membuat aku gembira.' Jawab pelayan restoran itu.
'Bagaimana anda tahu bahwa cuaca hari esok itu menyenangkan?' Pak tua balik bertanya.
'Aku tahu lingkungan sekitarku tidak selalu seperti yang aku inginkan.  Karena itu aku telah belajar untuk menerima situasi apapun seperti adanya. Dan besok??? Walau aku tak tahu apakah besok akan turun hujan atau panas terik, namun aku yakin aku akan tetap bergembira menerimanya.' Pelayan restoran itu menjawab.
-.) Kerap kali cara kita berpikir mempengaruhi cara kita bertindak.
-.) Seorang yang pesimistis selalu menemukan masalah dalam setiap kesempatan. Sedangkan seorang yang optimistis selalu menemukan kesempatan dalam setiap masalah.

Air Mendidih


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"
Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu?
           Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?
           Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

Robby Sang Pianis



Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano-selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah mengajar beberapa murid berbakat. Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang tertantang secara musik". Contohnya adalah Robby. 
Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda, saya jelaskan itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid. Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari. Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran mingguannya,dia berkata, "Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari." 
Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun. 
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidak mampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya! Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu. Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut. Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les,tapi dia tetap terus berlatih. "Bu Hondrof... saya mau main!" dia memaksa. Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja. 
     Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya. Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. 
Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. "Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?" pikir saya. "Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?" 
Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto. Ia memainkan dan mengakhirinya dengan begitu sempurna. Serentak penonton berdiri dan bertepuk tangan. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. "Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya?" 
Melalui pengeras suara Robby menjawab, "Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya, sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah berlalu pagi ini. Dan sebenarnya... dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus."
Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu. Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke ruang pemeliharaan, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya. Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa. 
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan... dia sedang main piano.