Jumat, 31 Agustus 2012
Selasa, 21 Agustus 2012
YOU ARE DEAR TO HIM
He wants YOU!
He wants you OFTEN to come and talk heart to heart with Him, freely and spontaneously …
Your secrets, plans, ambitions,
Your surprises, joys, successes,
Your needs, doubts, worries,
Your burdens, faults and sorrows -
All are of keenest interest to His Sympathetic Heart!
Shut out the things around you and BE ALONE with Him for a little while each day.
Look at HIM with the eyes of faith.
Touch HIM as did the sick of Galilee.
Listen to HIM, for His Grace speaks to you in the depths of your soul.
You will notice the benefit this contact with JESUS will bring into your life.
PUT YOURSELF OUT TO VISIT HIM!
It is worth a little inconvenience ~ YES, the greatest inconvenience.
Our dear Lord is never outdone in generosity.
Your life will be happier and more abundantly blessed with the graces He will bestow upon you.
thank you for sharing it, haira! You are also dear to me...
He wants you OFTEN to come and talk heart to heart with Him, freely and spontaneously …
Your secrets, plans, ambitions,
Your surprises, joys, successes,
Your needs, doubts, worries,
Your burdens, faults and sorrows -
All are of keenest interest to His Sympathetic Heart!
Shut out the things around you and BE ALONE with Him for a little while each day.
Look at HIM with the eyes of faith.
Touch HIM as did the sick of Galilee.
Listen to HIM, for His Grace speaks to you in the depths of your soul.
You will notice the benefit this contact with JESUS will bring into your life.
PUT YOURSELF OUT TO VISIT HIM!
It is worth a little inconvenience ~ YES, the greatest inconvenience.
Our dear Lord is never outdone in generosity.
Your life will be happier and more abundantly blessed with the graces He will bestow upon you.
thank you for sharing it, haira! You are also dear to me...
Senin, 20 Agustus 2012
10 PELAJARAN UNTUK MEMBENTUK KELUARGA BAHAGIA Oleh P. Yos'Ivo OfmCap
Sharing from my friend Chichi... Salam..
Para sahabatku terkasih, saya pernah memberi 10
percik bijak dalam hidup perkawinan, kali ini saya memberi 10 “pelajaran” untuk
membentuk keluarga bahagia. Kedua permenungan ini kurang lebih sama muatan dan
juga sama tujuannya yakni keluarga yang kokoh karena adanya komitmen yang
dilandasi kasih Allah. Ini berlaku bagi yang akan dan sudah menikah.
1. Belajarlah untuk mengerti
Banyak orang mengatakan, “Saya sudah mengerti dirimu karena kita sudah
bersahabat sekian tahun.” Pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena untuk
mengerti itu tidak pernah diukur oleh waktu. Muatan terdalam dari pengertian
ialah penerimaan segala kekurangan dan kelebihan pasangan. Kalau kamu belum
mampu menerima dia apa adanya berarti anda mengerti siapa dirinya. Mengerti
berarti juga membiarkan pasanganmu menjadi dirinya sendiri dan jangan pernah
memaksa seperti dirimu.
2. Belajar untuk bertanya
Tahukah anda inti terdalam dari muatan “bertanya?” Itu bukan terutama
karena anda tidak mengerti suatu hal namun terutama anda mau bersapa dengan
dia. Berbicara dengan pasanganmu. Banyak pasangan miskin dalam hal ini. Mereka
berbicara hanya karena ada masalah. Kalau tidak ada masalah kamu berdua berdiam
rasa dan pikiran. Kalau anda rajin bertanya, dia yang kamu tanya pasti merasa
“berharga” karena dengan bertanya berarti anda menempatk dia sebagai orang yang
mampu memberi jawaban. Ini juga mengajak anda untuk terbuka satu sama lain.
3. Belajarlah memaknai hakekat cinta dan kasih
perkawinan
Saya pernah mengatakan jangan pernah katakan cukup untuk cinta karena
kamu dipanggil bukan untuk menambah yang satu menjadi dua tetapi sebaliknya
membuat yang dua menjadi satu. Untuk menjadi satu dengan yang kamu cintai atau
sempurna dalam bahtera keluarga perjuanganmu tidak akan pernah berakhir bahkan
selama hayat di kandung badan. “Karena itu mereka bukan lagi dua tetapi satu.
Apa yang telah dipersatukan oleh Allah janganlah diceraikan oleh manusia”
(Mateus 19:6).
Jangan juga pernah katakan kasih terlalu banyak
karena kamu dipanggil bukan untuk menambal sulam tetapi merajut dan mengikat.
Saat merajut dan mengikat kadang kamu sedih-senang, suka-duka, senyum-tertawa,
dan jatuh- bangun. Untuk mewujudkan kasih itu memang kesabaranmu diuji,
kemurahan hatimu ditantang, dan kelemahlembutanmu dimurnikan. “Kasih itu sabar,
kasih itu murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak kasar, tidak memaksa
orang lain untuk mengikuti kemauannya sendiri dst” (1 Korintus 13:4-5).
4. Belajarlah untuk mengalah
Kita sering mendengar kekerasan tidak akan mampu mengalahkan
kelemahlembutan. Terbukti batu yang keras akan hancur dengan tetesan air dan
api yang membara juga akhirnya tunduk dengan kuasa air. Sering terjadi masalah
makin berat karena kedua belah pihak tidak mau untuk mengalah. Dua-dua keras
kepala. Ingatah kalau satu mengalah dan diam pertengkaran dan permasalahan
akirnya akan reda. Hindarilah berbalas pantun membabi buta. Memang butuh
kesabaran dalam hal ini.
5. Belajarlah untuk rendah hati
Jangan pernah merasa diri tahu segalanya sehingga tidak membutuhkan
nasehat, bantuan, ide dari pasanganmu sehingga kamu tidak menghargai dia yang
telah menjadi partnermu.
6. Belajarlah untuk menghargai
Hargailah hasil usaha dan pekerjaan pasanganmu walau itu sederhana.
Ketika anda memberi pujian atas masakan, misalnya, kamu memberi pujian untuk
dirinya dan lain waktu dia akan semangat membuat yang terbaik. Sertakan
pasanganmu dalam setiap proyek hidup keluarga anda.
7. Belajarlah untuk menyapa
Satu senjata ampuh untuk menciptakan kehangatan dalam keluarga ialah
taburilah rumahmu dengan sapaan. Sapaan ini kesannya sepele namun sangat
bermakna. Rasa capek, bosan, ketegangan akan terusir dengan sikap ini.
Janganlah pelit dengan sapaan.
8. Belajarlah untuk selalu senyum
Senyum membuka dan menutup hari adalah symbol betapa damai dan sejuknya
hatimu. Kalau kamu senyum kepada orang lain berarti kamu ingin berbagi suasana
hatimu yang damai itu kepada dia. Dan ingatlah senyum tulus dan ikhas itu juga
akan mampu memberikan suasana sejuk dan damai untuknya.
9. Belajarlah untuk meminta maaf dan memaafkan
Maaf dan memaafkan adalah sikap luhur yang memberi ruang untuk
perdamaian. Tidak ada keluarga sempurna dan tidak ada juga manusia yang luput
dari kesalahan dan kekurangan. Ikutilah suara hatimu yang mengajakmu untuk
meminta maaf. Kalau kamu meminta maaf berarti kamu menyadari kesalahan dan
dengan itu kamu mau belajar. Belajarlah juga untuk memaafkan sebab dengan itu
kamu mengedepankan perdamaian dan dan menerima maafnya, dengan ini kamu berdua
sepakat meninggalkan rasa sakit hati dan menyongsong hari esok dengan penuh
kasih.
10. Belajarlah berpikir positif
Jangan terlalu suka dan gampang menuduh tanpa alasan atau hanya karena
mendengar saja. Pakailah sikap bertanya dengan lembut bila ada yang mengganjal
dalam hatimu.
Penutup
Perkawinan yang diberkati dalam Gereja adalah momen sejarah yang baru
bagi pasangan karena mereka mengikrarkan janji suci di depan Altar Tuhan di
hadapan pejabat Gereja, saksi dan umat beriman. Namun itu tidaklah menjamin
bahwa suatu perkawinan akan lepas dari masalah. Kebahagiaan juga tidak otomatis
menjadi milik mereka. Suami dan isteri masih harus tetap belajar dan belajar,
khususnya belajar 10 poin di atas. Dalam keluarga perlu tetap ada dialog dan
komunikasi yang berdasarkan pikiran positif, kelemahlembutan dan kerendahan
hati. Perjalanan suatu bahtera perkawinan akan kuat, teguh dan langggeng kalau
kedua belah pihak tetap mengedepankan “demi keluarga baik, utuh dan bahagia dan
bukan demi egoku dan egomu".
Kamis, 02 Agustus 2012
Maaf
Perkataan sakti! Maaf! Adalah satu
kata yg bisa menimbulkan mujizat, tetapi juga perkataan yg paling sukar
diucapkan di dunia ini! Walaupun sebenarnya hanya satu kata saja, tetapi kenapa
sangat sukar sekali diucapkan.
Saya pernah membaca satu surat dimana seseorang menyatakan:
" Walaupun bagaimana salahnya saya sekalipun juga, tetapi untuk memohon
maaf rasanya ini tidak mungkin!" Satu pernyataan yg sangat disayangkan
sekali. Yg membuat orang tidak mungkin untuk memohon maaf pada umumnya, karena
gengsi dan karena kesombongan yg berada di dlm diri kita. Umpamanya karena saya
memiliki jabatan yg jauh lebih tinggi, atau karena saya merasa lebih kaya, atau
lebih pinter maupun lebih tua! Kita tidak perlu melihat jauh2, berapa banyak
suami yg merasa jadi boss di rumahnya, sehingga merasa sungkan untuk minta maaf
kepada istrinya. Tetapi apakah Anda tahu melalui satu perkataan ini, bisa
menghilangkan permusuhan maupun rasa dendam, kita bisa menjalin kembali
hubungan yg telah retak, kita bisa mendapatkan seorang sobat lagi. Kita bisa
menjalin damai dan kasih kembali.
Menurut seorang Dr jiwa, kalau kita tidak bisa saling
memaafkan, kita akan lebih cepat stres dan depresif, bahkan bisa merusak
kesehatan kita. Problem utama kenapa orang sukar untuk mengucapan permohonan
maaf, karena mereka merasa dirinya di pihak yg benar dgn alasan: "Kenapa
aku yg harus minta maaf terlebih dahulu, dialah yg bersalah, maka dari itu
wajarlah kalau dia yg dtg terlebih dahulu untuk minta maaf, bukannya aku!"
Tetapi bagaimana kalau kedua belah pihak merasa dipihak yg benar? Hingga kapan
Anda mau menunggu? Anehnya banyak orang bersedia memberikan hadiah yg mahal2,
tetapi untuk memberikan ataupun meminta maaf, rasanya sukar sekali. Sebagai
contoh pemerintah Jepang maupun Belanda mereka bersedia memberikan bantuan
pampasan perang bernilai jutaan $, tetapi untuk minta maaf Kaiser atau Ratunya
, nanti dulu Bung! Presiden Jerman baru pada bln yg lampau setelah 45 tahun
menunggu untuk mengucapkan dan memohon maaf kepada bangsa Israel, walaupun kesalahannya
sudah jelas dimana mereka membunuh 6,5 juta orang Yahudi.
Kebalikannya banyak orang yg mengaku Kristen tetapi tidak mau
memberi maaf, karena belum apa2 pikirannya telah dikotori oleh praduga yg belum
tentu benar: " Percumalah lho maafin dia juga, karena toh esok harinya ia
akan melakukan hal yg sama!" Walaupun sudah jelas tercantum di dlm Alkitab
Mat 18:21-22 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan,
sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap
aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh
kali. Apabila kita berada dlm keadaan marah sehingga sukar untuk minta maaf
maupun memaafkan bacalah nasehat dari Rasul Paulus Eph. 4: 26 Apabila kamu
menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Keputusan
ada ditangan Anda, apakah mau hidup dlm stres terus menerus, ataukah bersedia
mengucapkan hanya satu kata saja:
"Maaf!" Perkataan ini
sama seperti jampi atau ucapan sakti untuk mendapatkan kasih sayang maupun
kebahagiaan, tidak percaya buktikanlah! Setuju. Kalau kita salah, entah sama
istri, anak, teman, atau siapa pun, justru dengan minta maaf hati yang semula
panas-gelisah menjadi lega. Tapi di sisi lain juga perlu diingat, minta maaf
jangan diobral, dikit-dikit minta maaf, padahal kesalahannya tidak jelas. Yang
beginian sih namanya minta maaf gombal alias basa-basi pemanis mulut (supaya
kelihatan sopan atau rohani) dan malah berpotensi bikin jengkel orang lain. Ada
lagi satu kelompok orang yang minta maafnya borongan, kesalahan setahun
ditumpuk jadi satu lalu pada hari H dimintakan maaf lahir batin tanpa menyebut
salahnya apa. Konyol kan? Dan yang bagi saya paling menggelikan adalah kalimat,
"Mohon maaf atas segala kesalahan baik yang DISENGAJA maupun tidak
disengaja." Kalau menurut saya sih yang namanya kesalahan yang disengaja,
harus dimintakan maaf secara EKSPLISIT wong namanya juga dilakukan dengan
sengaja. Kalau yang tidak disengaja, apalagi yang tidak disadari, tentu saja
bolehlah dimintakan maaf secara borongan seperti itu. Tapi sebaiknya yang tidak
disengaja pun asalkan kemudian disadari sebaiknya dimintakan maaf juga secara
eksplisit, jangan secara borongan.
Forgive & forget. When
you bury a mad dog, don't leave his tail above the ground! Mungkin perlu juga
"ask forgiveness & forget", habis minta maaf lupakan, jangan
merasa bangga atau merasa cukup rendah hati setelah minta maaf. Soalnya ada lho
orang yang setelah minta maaf lalu cerita ke mana-mana bagaimana ia telah
meminta maaf supaya kelihatan rendah hati, rohani, dsb seolah-olah itu menjadi
kompensasi bagi harga dirinya yang sempat turun dikit gara-gara minta maaf.
Pernah ketemu yang seperti itu? :-)
Maranatha, Mang Ucup yg sudah terlalu sering minta maaf!
EMail:
mangucup@mangucup.com Homepage:
www.mangucup.com
Ramalan Cuaca
Seorang
pelayan restoran secara gembira melayani para tamu pengunjung restoran
tersebut. Ia pun akan selalu dengan penuh sopan menjawabi semua pertanyaan yang
dilontarkan kepadanya.
'Bagaimana
ramalan cuaca untuk hari esok?' Tanya seorang bapa pengunjung restoran itu.
'Oh, Aku yakin pasti cuaca yang membuat aku
gembira.' Jawab pelayan restoran itu.
'Bagaimana
anda tahu bahwa cuaca hari esok itu menyenangkan?' Pak tua balik bertanya.
'Aku
tahu lingkungan sekitarku tidak selalu seperti yang aku inginkan. Karena itu aku telah belajar untuk menerima
situasi apapun seperti adanya. Dan besok??? Walau aku tak tahu apakah besok
akan turun hujan atau panas terik, namun aku yakin aku akan tetap bergembira
menerimanya.' Pelayan restoran itu menjawab.
-.)
Kerap kali cara kita berpikir mempengaruhi cara kita bertindak.
-.)
Seorang yang pesimistis selalu menemukan masalah dalam setiap kesempatan.
Sedangkan seorang yang optimistis selalu menemukan kesempatan dalam setiap
masalah.
Air Mendidih
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai
kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia
tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk
berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air
dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia
menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi
bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak
membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang
dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan
wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk
yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu
ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel,
telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan
memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya.
Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika
mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya,
"Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah
menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan
reaksi yang berbeda.
Wortel
sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus,
wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur
sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan.
Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk
kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk
kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.
"Ketika
kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur
atau kopi?"
Bagaimana
dengan kamu?
Apakah
kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan
kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu?
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya
memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian,
patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar
kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati
yang kaku?
Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk
kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai
rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu
terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika
keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat
keadaan di sekitarmu juga membaik.
Robby Sang Pianis
Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano-selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah mengajar beberapa murid berbakat. Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang tertantang secara musik". Contohnya adalah Robby.
Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda, saya jelaskan itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid. Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari. Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran mingguannya,dia berkata, "Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari."
Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidak mampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya! Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu. Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut. Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les,tapi dia tetap terus berlatih. "Bu Hondrof... saya mau main!" dia memaksa. Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.
Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya. Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah.
Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. "Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?" pikir saya. "Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?"
Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto. Ia memainkan dan mengakhirinya dengan begitu sempurna. Serentak penonton berdiri dan bertepuk tangan. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. "Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya?"
Melalui pengeras suara Robby menjawab, "Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya, sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah berlalu pagi ini. Dan sebenarnya... dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus."
Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu. Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke ruang pemeliharaan, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya. Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa.
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan... dia sedang main piano.
Langganan:
Postingan (Atom)